Waspadai Inflasi AS, Golkar: Pemerintah Harus Menjaga Ketahanan Eksternal dan Internal

JAKARTA, - Pemerintah bersama otoritas terkait seperti Bank Indonesia (BI) perlu segera mengantisipasi dan meredam dampak inflasi Amerika Serikat atau AS yang menembus angka 9,1 persen, Juni 2022. Pemerintah juga diminta dapat menjaga ketahanan eksternal dan internal imbas inflasi tersebut.


Hal itu disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin merespons Aerika Serikat yang dihantam inflasi pada Juni lalu yang menembus 9,1 persen, tertinggi selama empat dekade terakhir. Bank sentral Amerika atau The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan hingga 75 basis poin pada akhir bulan ini.

"Karenanya, pemerintah bersama otoritas terkait perlu segera antisipasi guna meredam dampak merambat terhadap inflasi nasional. Pemerintah harus menjaga ketahanan eksternal dan internal," kata Puteri sapaanya, Rabu, (20/7/2022).

Puteri menegaskan, pemerintah juga harus terus memantau kinerja ekspor-impor, menjaga stabilitas harga pangan. Termasuk, dengan melindungi daya beli masyarakat lewat belanja subsidi dan bantuan sosial sebagai bantalan.

"Tak hanya itu, Bank Indonesia juga harus hati-hati dalam menaikkan suku bunga acuan agar tidak mengganggu momentum pemulihan ekonomi," imbuh Puteri.


Puteri menambahkan, inflasi AS tentu berpotensi membuat arus modal keluar dari negara berkembang seperti Indonesia untuk kembali. Hal ini karena pasar keuangan AS yang dinilai kian menarik.

"Akibatnya, kita bisa mengalami tekanan pada pasar saham, nilai tukar rupiah, yield SBN, hingga neraca perdagangan. Namun, kita juga berpotensi mendapat manfaat dari kenaikan harga komoditas ekspor, seperti sawit dan batu bara," pungkas Legislator Golkar ini.



sumber: www.jitunews.com